DE

Kebebasan Ekonomi
Mengamati Hubungan Perdagangan Indonesia - Uni Eropa dalam I - EU CEPA

Diskusi Publik Kajian I - EU CEPA, 27 September 2019
Pembicara di Sesi I
Pembicara di Sesi I © FNF Indonesia, INDEKS

FNF Indonesia dan INDEKS mengadakan diskusi publik tentang “Mengamati Hubungan Perdagangan Indonesia dan Uni Eropa: I - EU CEPA” pada 27 September 2019 di Ashley Hotel Jakarta. Acara ini dihadiri oleh 45 peserta dari berbagai latar belakang, seperti pelajar, profesional, jurnalis dan LSM lokal.

Diskusi publik dibagi menjadi dua sesi: "Dampak I - EU CEPA" dan "Menanggapi pro dan kontra dari I - EU CEPA". Sesi pertama disampaikan oleh dua narasumber: Samuel Siahaan dari Eurocham - mewakili sektor bisnis dan Dina Kurniasari dari Direktorat Negosiasi Bilateral Kementerian Perdagangan, Republik Indonesia - mewakili pemerintah. Sebagai perwakilan bisnis Eropa di Indonesia, Samuel Siahaan menyoroti bahwa Indonesia menikmati surplus perdagangan selama 10 tahun terakhir hubungan perdagangan dengan Uni Eropa. Namun, ia merekomendasikan bahwa Indonesia harus mengubah dari mengekspor bahan mentah menjadi bahan bernilai tambah ke negara-negara Uni Eropa. Di sisi lain, Dina Kurniasari menjelaskan perkembangan negosiasi antara dua pihak. Mengingat perkembangan ekonomi Indonesia dalam beberapa tahun terakhir, hubungan perdagangan harus diformulasikan untuk memberi manfaat bagi kedua belah pihak. Dalam hal I - EU CEPA, masih ada beberapa topik yang akan dibahas setelah negosiasi ke 8 pada Juni 2019, termasuk Generalized System of Preferences dan State Dispute Settlement Mechanism.

Suasana Diskusi Publik
Suasana Diskusi Publik © FNF Indonesia, INDEKS

Sesi kedua disampaikan oleh Felippa Amanta dari Pusat Kajian Kebijakan Indonesia (CIPS) dan Rachmi Hertanti dari Indonesia for Global Justice (IGJ). CIPS dikenal sebagai lembaga think tank yang mempromosikan kebebasan ekonomi untuk kesejahteraan di Indonesia, sementara IGJ adalah organisasi lokal yang juga menulis surat publik ke Uni Eropa pada tahun 2017 untuk mengkritik I - EU CEPA. Menurut penelitiannya, Felippa mempresentasikan bagaimana I - EU CEPA dapat menjadi mekanisme perdagangan yang baik bagi petani lokal, terutama kopi di Indonesia. Sementara itu, Rachmi Hertanti mengkritik berbagai aspek CEPA I - UE, seperti Penyelesaian Sengketa Investor - Negara, Penilaian Dampak Keberlanjutan dan pembatasan impor. Hadirnya diskusi dengan peserta setelah pemaparan dari narasumber semakin membuka ruang dialog mengenai I - EU CEPA yang kini menjadi prioritas pemerintah dalam Kabinet Indonesia Maju.

Moderator dan Narasumber dalam Sesi II
Moderator dan Narasumber dalam Sesi II © FNF Indonesia, INDEKS