DE

Pertanian
Data: Unsur Penting bagi Petani GAPOKTAN Penggerak BUMP

Pentingnya Data untuk Meningkatkan Kesejahteraan Petani
© Pic from Getty Images.

FNF Indonesia dan Lembaga Gerak Pemberdayaan (LEGEPE) menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat untuk Petani di Baturaden pada tanggal 26-27 Juli 2022. Pelatihan ini ditujukan untuk para petani yang tergabung dalam gabungan kelompok tani GAPOKTAN yang merupakan anggota Badan Usaha Milik Petani (BUMP).

Badan Usaha Milik Petani (BUMP) menjadi salah satu upaya Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani. BUMP yang telah berdiri di beberapa kawasan di Provinsi Jawa Tengah menjadi sebuah badan usaha yang menyatukan beberapa kelompok tani maupun gabungan kelompok tani.

LEGEPE dan FNF Indonesia melihat bahwa data pertanian memiliki peranan yang sangat besar dalam mensukseskan bisnis usaha tani. Namun begitu, masih banyak petani yang belum paham akan pentingnya data pertanian dan bagaimana proses sinergi di antara kelompok tani dalam mengolah data pertanian.

Data Pertanian?

Warsito Ellwein menjelaskan tentang arti penting data dalam meningkatkan kesejahteraan petani. Ia menyampaikan bahwa data adalah keterangan yang benar dan nyata sebagai informasi fakta yang tidak terbantahkan. Beberapa fungsi data bagi petani adalah sebagai kekuatan yang harus terkonsolidasi dan tersinergi, sebagai alat yang harus dikelola dan dijalankan untuk mengembangkan proses pertanian dan alat usaha untuk meningkatkan pendapatan petani.

Petani merupakan aktor terpenting dalam produksi pangan. Jumlah petani di Jawa Tengah adalah 2,88 juta petani dengan luas lahan pertanian 1.022.570,86 ha. Menurut Warsito, hal ini menjadi kekuatan tersendiri bagi petani di Jawa Tengah. Warsito juga menuturkan bahwa jumlah petani dari tahun 2018 hingga tahun 2020 mengalami penurunan, di mana jumlah petani di tahun 2018 adalah 35,70 juta petani, tahun 2019 adalah 34,58 juta petani dan tahun 2020 adalah 33,4 juta petani.

Salah satu langkah yang harus diambil petani untuk menggerakkan dan memajukan BUMP adalah memahami pentingnya peran dan mekanisme pengolahan data. Fungsi penting data di BUMP adalah untuk perencanaan terkait proses produksi, pengolahan paska panen dan pemasaran. Fungsi data juga untuk menjalin komunikasi dengan pihak eksternal dan pemangku kepentingan seperti pemerintah, pelaku usaha pertanian, perbankan, lembaga keuangan non-bank, komunitas dan internal BUMP.

Peran Penting Petani dengan Data

Warsito menjelaskan bahwa petani memiliki dua peranan penting terkait dengan data. Pertama, petani berperan sebagai objek data:

  • Ketika dilakukan pendataan, petani bertindak pasif dan menerima semua yang dieksplorasi oleh pendata
  • Setelah pendataan, petani tidak memiliki data atau tidak mempunyai akses data yang terkait dengan dirinya
  • Petani mendapatkan manfaat tergantung pada pemberi manfaat yang menguasai data petani
  • Petani tidak berdaya apabila terjadi kesalahan atau manipulasi atas data yang terkait dirinya

Kedua, petani berperan sebagai subjek data:

  • Petani aktif mendata dirinya terkait dengan personal, proses produksi, pengolahan paska panen dan pemasaran
  • Petani menguasai data personal, kelompok, organisasi dan data terkait perusahaannya sendiri.
  • Petani mengkosolidasikan dan mensinergikan data mereka kedalam kelompok, organisasi maupun perusahaannya.
  • Petani mengolah sendiri datanya untuk keperluan sosial, politik, keamanan dan ekonomi bagi peningkatan kesejahteraannya
  • Petani mempunyai akses dan mendapatkan manfaat terhadap data yang terkait dengan keamanan, kenyamanan, keadilan dan peningkatan kesejahteraan diri dan keluarganya

Warsito menekankan bahwa petani anggota BUMP harus bersikap proaktif dalam proses pengumpulan dan pengolahan data, untuk bersama menggerakkan dan memajukan BUMP sehingga pendapatan petani dapat meningkat.

BUMP Hadir untuk Membantu Mensejahterakan Petani

Ripana Puntarasa menjelaskan peran petani sebagai penggerak bisnis usaha tani BUMP harus bersikap aktif dalam pengorganisiran aktifitas di BUMP. Ripana menekankan bahwa kehadiran BUMP adalah untuk meningkatkan dan mensejahterakan petani, sehingga diperlukan sikap proaktif dari petani untuk menggerakkan BUMP. Harus dipahami bahwa kerja petani bukanlah kerja sosial, tetapi kerja produksi yang seharusnya menghasilkan keuntungan bagi petaninya. Harus dipahami pula bahwa gabungan kelompok tani (GAPOKTAN) dapat memastikan keadaan dan perkembangan tanaman petani sampai mendapatkan hasil panen yang baik, berlimpah dan berkualitas. Ripana menjelaskan 4 prinsip kerja BUMP:

  1. Petani memasukkan hasil panen ke BUMP nya sendiri dengan mendapatkan dana talangan sesuai dengan harga gabah di pasar setempat (kesepakatan antara Petani dan BUMP)
  2. Hasil panen dikelola BUMP secara profesional, hasil jasa pengolahan BUMP menjadi keuntungan BUMP yang di akhir tahun keuntungan akan dibagi menjadi deviden kepada petani pemilik saham
  3. Keuntungan dari penjualan beras setelah dipotong biaya produksi dibagi menjadi 60% untuk petani dan 40% untuk BUMP, 60% tersebut terbagi tiga, 1/3 Tunai, 1/3 Tabungan dan 1/3 Talangan Saham
  4. Pada akhir tahun, keuntungan BUMP dibagikan sebagai deviden kepada pemilik saham, sehingga petani pemilik saham berangsur menjadi pemilik saham mayoritas

Data Produksi Tani

Ripana juga memaparkan contoh kebutuhan data produksi tani. Data terdiri dari data dasar, data tanam, dan data potensi panen. Data dasar memuat informasi tentang data petani seperti NIK, alamat petani, kelompok tani dan gabungan kelompok tani. Data tanam memuat informasi terkait dengan luas tanam, varietas padi, kebutuhan pupuk subisidi/non-subsidi, dan awal tanam. Sementara data potensi panen terdiri dari target panen (GKP) berdasarkan luast tanam, perkiraan waktu panen, cara panen, dan penanganan pasca panen.

Melanjutkan paparan dari kedua narasumber, peserta melakukan diskusi kelompok untuk membahas mekanisme pengumpulan dan pengolahan data oleh para petani. Dalam diskusi kelompok tersebut, peserta berpikir bersama untuk menjawab pertanyaan atas data apa saja yang dibutuhkan, dari mana data diperoleh, kapan data diperoleh dan diupdate, siapa yang melakukan pendataan, bagaimana cara memperoleh data dan untuk apa data tersebut digunakan.

Pelatihan ini telah menjadi ruang bagi para petani untuk mengkomunikasikan hal-hal yang selama ini menjadi tantangan dan kendala di kelompok tani dan gabungan kelompok tani. FNF dan LEGEPE berharap kegiatan ini mampu mendorong petani untuk berpartisipasi secara aktif dalam menggerakkan usaha BUMP, sekaligus mensinergikan langkah mereka untuk memajukan usaha tani sehingga pendapatan perekonomian petani dapat meningkat.

 

Ditulis oleh Ganes Woro Retnani.