DE

International Academy for Leadership
Bagaimana Para Pemimpin Hebat Menginspirasi Masyarakat

IAF Seminar "Local Politics and Citizen's Participation", 11 - 23 Agustus 2019
Peserta IAF Seminar "Local Politics and Citizen's Participation"
Peserta IAF Seminar "Local Politics and Citizen's Participation" © FNF Indonesia

“Bagaimana para pemimpin hebat mampu mengilhami semua orang untuk mengambil tindakan”, mulailah dengan pertanyaan “Mengapa” (start with why) atau yang lebih dikenal dengan istilah Golden Circle yang terdiri dari “Apa” (what), “Bagaimana” (how), dan “Mengapa” (why).  Setiap orang di muka bumi ini pasti tahu apa yang mereka lakukan, dan beberapa dari mereka tahu bagaimana melakukannya/mewujudkannya, namun sayangnya hanya sedikit orang saja yang tahu mengapa mereka melakukan apa yang mereka kerjakan. Why dalam hal ini bukanlah pertanyaan dengan jawaban untuk medapatkan profit karena itu hanyalah hasil dan selalu akan ada hasil, yang dimaksud dengan mengapa (why) disini lebih kepada apa yang menjadi tujuan anda? Apa yang anda percayai? Apa yang anda yakini atas apa yang anda lakukan /kerjakan? Mengapa organisasi anda eksis? Perlu diketahui bahwa masyarakat tidak melihat “apa” yang anda lakukan tetapi “mengapa” anda melakukan apa yang anda kerjakan? Jawaban dari pertanyaan itulah yang akan mengubah pandangan orang-orang terhadap anda sebagai pemimpin atau calon pemimpin mereka. Sebagai politisi lokal ataupun kepala daerah dibelahan dunia manapun pasti akan mendapatkan tantangan yang besar, baik internal maupun eksternal, dan kunci utama dari keberhasilan anda sebagai pemimpin adalah komunikasi yang efektif, baik dengan otoritas daerah lainnya maupun dengan melibatkan komunikasi yang efektif dengan warga negara (masyarakat) agar mereka tahu mengapa anda melakukan apa yang anda kerjakan. Dalam mencari solusi atas segala permasalahan di tingkat lokal, sangatlah efektif dengan melibatkan individu yang bertanggung jawab dan memanfaatkan kompetensi serta pengetahuan lokal yang terdesentralisasi, ini adalah prinsip-prinsip penting untuk membuat politik pemerintah daerah dekat dengan warga, mendorong partisipasi mereka, dan juga berkomunikasi dengan mereka lebih efektif sehingga membuat pemerintah lebih efisien.

Hal tersebut diatas menjadi topik yang penting pada seminar mengenai “Local Politics and Citizen’s  Participation” yang dilaksanakan pada tanggal 11 Agustus – 23 Agustus 2019 di International Academy for Leadership (IAF), Gummersbach, Jerman.

Seminar ini sangat menarik karena kami saling berbagi  saran, pendapat, dan pandangan serta masukan dan pengalaman dari 24 orang peserta seminar yang terdiri dari 20 negara terkait politik lokal dan liberalisme, contoh prestasi dan pengalaman terbaik para politisi lokal dan daerah, keterlibatan masyarakat, konsep praktis di tingkat lokal, dan lain sebagainya. Adapun peserta pada seminar ini terdiri dari para politisi aktif seperti Walikota, Anggota Dewan, Perwakilan Pemerintah Daerah, Perwakilan cabang Partai Politik dan NGO, individual yang terlibat dengan isu Pemerintah Lokal seperti Analis Poltik, Dosen yang terlibat dalam pelatihan politik lokal, Pegawai Negeri Sipil, dan Pengacara.

SEMINAR DAN DISKUSI

Adapun kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut : Pada hari kedatangan, setelah para peserta melakukan cek in kamar masing-masing dan beristirahat sejenak, kegiatan diawali dengan perkenalan singkat tentang Yayasan FNF oleh Direktur FNF, Mrs. Bettina Solinger dan diakhiri dengan working group of scavenger hunt yang secara tidak langsung membuat peserta mengetahui letak area atau tempat dari seluruh fasilitas yang disediakan dan membuat kami saling mengenal para peserta satu dengan lainnya. Keesokan harinya adalah hari Pertama kegiatan seminar.    Setelah diawali dengan perkenalan singkat dari masing-masing peserta, dilanjutkan dengan kerja kelompok regional tentang LOCAL GOVERNMENT POLITICS IN OUR COUNTRIES yang membahas mengenai apa arti politik lokal di negara-negara yang diwakili dalam kelompok kerja masing-masing, seperti tentang issue-issue terkini, mengidentifikasi persamaan dan tantangan bersama, lalu mempresentasikan element-element yang ada (seperti kompetensi dan ekonomi, sistem politik, pencapaian/prestasi, masalah, dan tantangan bagi politik pemerintahan local) yang menjadi temuan dalam kelompok kerja untuk dapat dibandingkan dengan presentasi dari kelompok kerja regional negara lainnya.

Salah satu sesi diskusi kelompok
Salah satu sesi diskusi kelompok © FNF Indonesia
Presentasi hasil diskusi
Presentasi hasil diskusi © FNF Indonesia
Kelompok dari berbagai negara
Kelompok dari berbagai negara © FNF Indonesia

Setelah diskusi kelompok tentang Local Government Politics in Our Countries selesai, kegiatan dilanjutkan dengan mengunjungi kantor Pemadam Kebakaran (fire brigade) dan bertemu dengan Mr. Karl-Heinz Richter. Beliau adalah  Anggota Dewan di kota Gummersbach  yang bersedia menjadi sukarelawan sebagai petugas pemadam kebakaran di Gummersbach.

Kunjungan ke kantor Pemadam Kebakaran
Kunjungan ke kantor Pemadam Kebakaran © FNF Indonesia
Diskusi dengan sukarelawan
Diskusi dengan sukarelawan © FNF Indonesia

Hari berikutnya membahas tentang LIBERAL LOCAL GOVERNMENT POLITICS dengan menggunakan metode puzzle dimana masing-masing peserta diminta pendapatnya mengenai nilai-nilai liberalisme.

Mengenal nilai-nilai liberalisme
Mengenal nilai-nilai liberalisme © FNF Indonesia

Kegiatan selanjutnya yaitu Diskusi Kelompok mengenai REFORM IDEAS FOR LOCAL GOVERNMENT yakni melakukan diskusi kelompok dan presentasi mengenai pencapaian dan contoh praktik terbaik di masing-masing negara peserta, apa saja defisit dan kebutuhannya serta apakah ada konsep reformasi lainnya yang cukup menjanjikan.

Pada hari ke-3 para peserta melakukan pertemuan dengan Pimpinan Asosiasi Kota-Kota di Jerman, Mrs. Sabine Dress di Kota Koln . Beliau menjelaskan tentang Sistem Pemerintahan setempat di Jerman termasuk tugas dan wewenang otoritas lokal di Jerman. Tugas-tugas apa saja yang menjadi lingkupnya sendiri dan tugas-tugas apa yang bisa didelegasikan kepada pihak lain. Hal menarik disini adalah tentang adanya pajak kepemilikan binatang peliharaan (Pajak Hewan Anjing).

Pertemuan dengan Pimpinan Asosiasi Kota-Kota di Jerman
Pertemuan dengan Pimpinan Asosiasi Kota-Kota di Jerman © FNF Indonesia
Bersama Mrs. Sabine Dress
Bersama Mrs. Sabine Dress © FNF Indonesia

Setelah melakukan perjalanan ke kota Koln, pada hari berikutnya adalah praktik COMMUNICATION AS PREREQUISITE FOR SUCCESSFUL CITIZEN INVOLVEMENT, yakni mengapa keberhasilan komunikasi yang efektif penting untuk keterlibatan warga di tingkat lokal. Materi ini lebih menekankan pada pentingnya keterampilan komunikasi agar tidak terjadi salah paham dalam menyampaikan pesan/informasi kepada masyarakat karena komunikasi merupakan salah satu alat politik.  Pada kesempatan ini semua peserta diminta langsung mempraktikkan bagaimana menyampaikan komunikasi yang efektif melalui pidato dan wawancara yang direkam oleh kamera, sehingga di akhir sesi para peserta lainnya dapat saling memberikan komentar atas kelebihan dan kekurangan peserta lainnya dalam sesi wawancara dan penyampaian pidato politik mereka. 

Belajar cara menyampaikan komunikasi secara efektif
Belajar cara menyampaikan komunikasi secara efektif © FNF Indonesia

Pertemuan dengan Dr. Monika Ballin di hari kelima yang juga tidak kalah menarik dengan topik tentang  Ide-ide baru untuk keterlibatan warga masyarakat di tingkat lokal, serta tentang New Public Management mengenai Perspektif Pemerintahan Terbuka di Jerman. 

Diskusi selanjutnya mengenai MAKING YOUR VOICE HEARD WHEN IN OPPOSITION yakni bagaimana suara kita bisa didengar saat kita berada di pihak oposisi, bagaimana cara masuk ke media, bagaimana mengangkat isu-isu yang penting bagi konstituensi dan partai anda, untuk membedakan diri anda dari partai-partai lain, memotivasi prinsip-prinsip dan konsep-konsep liberal untuk pemerintah daerah, serta bagaimana cara menciptakan pemerintahan daerah yang berorientasi pada warga negara, demokratis dan bertanggung jawab (tidak korup) dan fokus pada spesifik praktik-praktik terbaik. Kegiatan dilanjutkan dengan diskusi kelompok dan presentasi tentang Smart city, Layanan Privatisasi, dan Pemerintahan yang ramah dengan warga masyarakat. 

EXCURSION

Kegiatan excursion dilakukan untuk melihat dan mendengarkan pengalaman terbaik dari beberapa tokoh Pemerintahan/Partai, organisasi, perusahaan dan lembaga/instansi di beberapa kota seperti Metabalon, Münster, Dusseldorf, dan Monheim am Rheim.

  1. Metabalon

Metabalon adalah tempat yang sangat inspiratif, yaitu tempat pembuangan sampah (TPA) yang disulap menjadi pusat inovatif transfer pengetahuan, sains dan jaringan. Tempat ini merupakan reklamasi sederhana yang memiliki penciptaan nilai regional, karena selain merupakan tempat pembuangan dan pengelolaan sampah, juga merupakan tempat transfer pengetahuan  dan pembelajaran seumur hidup di area komersial berkelanjutan karena juga dijadikan sebagai tempat rekreasi dan budaya. Tempat ini merupakan area sampah namun tidak ada tercium bau sama sekali, dan mereka mampu mengolah sampah-sampah tersebut menjadi barang berguna dan bernilai ekonomis.

Struktur proyek Metabalon
Struktur proyek Metabalon © FNF Indonesia
Kunjungan ke Proyek Metabalon
Kunjungan ke Proyek Metabalon © FNF Indonesia
Proyek Metabalon
Proyek Metabalon © FNF Indonesia

      2.  Jorg Barens, Ketua partai FDP Münster

Münster adalah kota pelajar dan sains, kota yang damai di Westphalia dan pusat kota bersepeda di Jerman. Münster adalah kota muda, setidaknya ada 50.000 orang siswa yang belajar di kota ini. Jorg Barens membahas tentang Cara Partisipasi Modern di kota Münster, antara lain melalui Referendum, Keputusan Kewarganegaraan, Sejarah Pengambilan Kebijakan di Münster, Proyek sisi B, serta Pusat pelabuhan dan Partisipasi publik.  Dalam hal Referendum, ide dan saran positif harus datang dari warga masyarakat, atau bisa juga dari Anggota Dewan namun tetap masyarakat akan diminta pendapatnya. Anggota Dewan di  Münster mengemban banyak tanggung jawab, dan beberapa tidak terlalu didukung oleh supremasi hukum namun harus tetap melindungi demokrasi. Pantulan situasi dari partisipasi masyarakat dimana harus mampu menerima banyak perbedaan pendapat  karena mereka mendapat kompensasi dari pengeluaran masyarakat, termasuk mengawasi utilitis di Münster. Perluasan Anggota Dewan di Münster yakni  ada 5 wakil distrik (pusat perwakilan distrik, barat, timur, tenggara, hiltrup), lalu ada 16 warga spesialisasi dalam komite dewan (misalnya Komite Konstruksi, Real Estate, Sekolah, Urusan Sosial, Perencanaan), kemudian ada juga Anggota Kelompok Parlemen yang diwakili dalam Perwakilan Dewan Pengawas (misalnya Stadtwerke Münster , Urusan Iklim, dan Urusan Kebun Binatang di Münster).

Kunjungan ke kota Muenster
Kunjungan ke kota Muenster © FNF Indonesia
Diskusi dengan Jorg Barens
Diskusi dengan Jorg Barens © FNF Indonesia

      3.   Henning Hone, Mdl., MP, Juru Bicara Urusan Lokal pada Parlemen Negara Bagian NRW dan FDP, dan Ketua Distrik Coesfeld FDP di Dussedorf.

Pada kesempatan ini Henning Hone berbicara tentang Tantangan dan Peluang untuk Pengembangan Kabupaten Pedesaan di Masa Depan.  Otoritas tingkat lokal terdiri dari:

  • Kotamadya di NRW memiliki kapasitas administrasi tinggi di atas rata-rata dibandingkan dengan negara-negara bagian Jerman lainnya;
  • Anggota Dewan Kota dan Kabupaten di Jerman bukan badan legislatif;
  • Administrasi Kotamadya adalah bagian dari cabang eksekutif, dan tugas Kotamadya itu sendiri dapat dibagi dalam tiga kategori:
Pembagian Tugas Kotamadya
Pembagian Tugas Kotamadya © FNF Indonesia

Tantangan serta Jawaban Liberal mereka adalah dalam waktu 15 tahun ke depan, penduduk NRW akan menyusut sebanyak 480.000 orang  dengan rata-rata usia penduduk akan meningkat yaitu usia anak-anak di bawah 18 tahun akan berkurang 15% dan usia di atas 65 tahun akan meningkat sebesar 27%. Kemudian adanya trend yang umum seperti Pertumbuhan Kota dan daerah pedesaan menyusut. Tantangan lainnya adalah mengenai anggaran, baik  pendidikan, pekerjaaan, infrastruktur dan pelayanan kesehatan yang memadai, serta kewaspadaan terhadap hal-hal yang dapat terpenuhi dengan sendirinya.

Pertemuan dengan anggota FDP
Pertemuan dengan anggota FDP © FNF Indonesia

4.  Daniel Zimmermann, Walikota Monheim am Rhein

Daniel mengawali karirnya dari Partai Politik Pemuda dan pernah menjadi walikota termuda ketika Ia masih berusia 27 tahun.  Sejak 1999, semua anak muda berusia 16 dan 17 tahun diizinkan untuk mendapatkan Hak Pilihnya dalam Pemilihan Kepala Daerah  di Rhine Westphalia Utara. Daniel bersama remaja lainnya ingin memanfaatkan suara mereka sebaik-baiknya, lalu mereka memutuskan untuk mendirikan partai politik pemuda sendiri. Resep percobaan mereka adalah dengan mengambil 43.000 warga dari kota antara Düsseldorf dan Koln sebanyak 20 kandidat di usia antara 18 hingga 20 tahun lalu diprospek dengan baik.  Pada Pilkada tahun  2004, sebanyak 50 anggota baru mengambil bagian hanya dalam waktu enam bulan,  kemudian memiliki 20 orang kandidat pada tahun 2004 (10 PETO baru dan 10 "lama") dan telah memiliki anggota lebih dari 200 orang. Pada tahun 2009-2014 tidak memiliki mayoritas tetap sehingga PETO berusaha bekerja sama dengan SPD dan CDU.

 

Beberapa keberhasilan yang dicapai antara lain :

  • Memperkuat proyek-proyek dari anak usia dini hingga pendidikan sekolah menengah dengan tujuan dapat menjadi Ibukota Anak-anak diikuti dengan peningkatan pembaruan lokasi industri bidang olahraga dan menyeimbangkan anggaran kota;
  • Bertujuan menjadi ibukota anak-anak dengan penyedian Kitas (kartu identitas anak), penitipan anak, dan anak-anak sepanjang hari berada di sekolah secara gratis, mengurangi kemiskinan, dan meningkatkan pendidikan kebudayaan;
  • Konsep pengurangan pajak Pada bulan Agustus 2011, kelima pemimpin kelompok berjanji secara tertulis bahwa Anggota Dewan Kota akan secara signifikan mengurangi pajak perdagangan jika Pemerintah Kota berhasil mendapatkan kembali kompensasi kerugian yang terjadi melalui pajak pemukiman;
  • Strategi Digitalisasi "Monheim 4.0", Monheim am Rhein ingin menjadi kota pertama di NRW dengan jaringan serat optik nasional Glasfaser diletakkan di rumah (FTTH - fibretothehome);
  • Ekspansi fiberglass dengan total investasi 27,5 juta Euro dengan 25 orang karyawan tambahan di Stadtwerke Netzausbau dan Jaringan WLAN nasional selesai pada akhir tahun 2018;
  • Daniel berhasil mengembangkan “Monheim Pass” yakni akses digital untuk kewarganegaraan Monheim ke berbagai layanan di Kota Monheim. Beliau mendesign Kantor Walikota dengan ruang layanan yang lebih ramah bagi warga masyarakat seperti interior yang menarik dan dinding bewarna-warni yang nyaman serta menyediakan ruang ramah anak;
  • Ekspansi berturut-turut pada tahun 2019 : Cakupan nasional lebih dari 250 titik penyiaran di seluruh kota, Portal Wifi untuk turis, karyawan, dan warga masyarakat, serta Partisipasi pengecer, restoran, penyedia layanan, dll;
  • Tablet bagi semua pelajar, Fase percontohan sejak tahun 2015 di Sekolah Menengah (SMP) yang berada di perkotaan langsung diperluas hingga ke semua Sekolah Menengah (SMP) di Monheim;
  • DITIB-Komunitas Islam Turki di Monheim, pada awalnya mendapat penolakan dari warga masyarakat namun pada akhirnya berhasil meyakinkan mereka dan mendirikan dua pusat tempat ibadah bagi komunitas Muslim untuk dapat melaksanakan Sholat Jum’at. Ruang Sholat dibentuk seperti huruf “L” agar barisan belakang tidak ada kemungkinan untuk melihat Imam, namun tidak diijinkan ada kegiatan lain bagi masyarakat Muslim dan Pemerintah tidak menyediakan lahan parkir, juga wanita Musllim berjihab dilarang menggunakan fasilitas kolam renang umum/publik.
  • Konstitusi Jerman Pasal 4 tentang Kebebasan Beriman dan Hati Nurani yakni kebebasan untuk mengaku keyakinan Agama atau filosofis, tidak dapat diganggu gugat, dan praktek Agama yang tidak terganggu harus dijamin.
Berbagai dokumentasi kegiatan excursion
Berbagai dokumentasi kegiatan excursion © FNF Indonesia
Berbagai dokumentasi kegiatan excursion
Berbagai dokumentasi kegiatan excursion © FNF Indonesia

Demikian hal-hal yang diperoleh dari kegiatan Excursion yakni bagaimana mereka membuat “Smart City”, “Eco-Friendly City”, mendekatkan dan mempermudah keterlibatan warga masyarakat untuk berpartisipasi baik melalui  internet, penurunan pajak yang mendorong pertumbuhan ekonomi untuk meningkatkan kualitas hidup warganya,  penurunan pajak tersebut menjadi faktor penarik para investor memberikan investasinya, selain itu banyak pemuda yang tertarik untuk terlibat dalam dunia politik, dan inspirasi pemberian layanan yang ramah dan nyaman bagi warga masyarakat.

Setelah kembali dari kegiatan excursion yang sangat menginspirasi, kegiatan dilanjutnya dengan diskusi, simulasi dan presentasi terakhir tentang LOCAL POLITICS, POLITICAL PARTIES AND CIVIL SOCIETY – THE NEED FOR STRATEGY, yaitu mengapa strategi menjadi kebutuhan baik bagi politik lokal, partai politk, maupun NGO/masyarakat sipil. Untuk strategi politik perlu dirumuskan selain visi dan pernyataan misi secara umum, harus dapat membayangkan sebuah tujuan yang kongkret dan strategis secara keseluruhan. Apa sebenarnya tujuan strategi anda, mengapa anda ingin mencapai tujuan utama anda, kami mengembangkan strategi untuk … (mendeskripsikan apa yang ingin anda capai), oleh … (kerangka waktu/action plan), dan untuk … (alasan untuk tujuan utama anda).  Ada perbedaan antara strategi dan taktik, bila dianalogikan dalam suatu peperangan maka strategi adalah seni menggunakan keterampilan pertempuran untuk memenangkan peperangan, sedangkan taktik lebih kepada penggunaan kekuatan bersenjata dalam pertempuran. Perlu diingat sangatlah penting mengedepankan kejujuran dalam membuat keputusan strategi yang tepat, dan anda harus membuat orang lain percaya kepada anda dengan merujuk pada 4 point penting, yakni  ketulusan, kemampuan, keandalan, dan keterlibatan.

KETULUSAN  adalah orang dinilai atas apa yang mereka katakan (ada konsistensi antara  apa   yang mereka  katakan  di depan umum dan apa yang mereka katakan secara pribadi (berfikir)). KOMPETENSI yakni penilaian bahwa orang memiliki keterampilan dan kemampuan untuk melakukan apa yang mereka katakan akan mereka lakukan. KEANDALAN yaitu  penilaian  yang  merupakan  kecocokan  konsisten antara  apa  yang  orang  katakan  akan mereka lakukan  dan apa  yang mereka hasilkan  terutama dalam  kaitannya  dengan waktu dan standar.  Dan terakhir adalah KETERLIBATAN yaitu penilaian bahwa orang lain penuh perhatian dan menerima apa yang penting bagi anda, mereka "sepenuhnya ada" bagi anda dan cenderung memberikan hal-hal prioritas yang anda butuhkan.

Pada  materi hari terakhir selanjutnya mendiskusikan  mengenai kelompok sasaran dan target gambaran secara diskusi kelompok. Kelompok  sasaran sangat  berhubungan  dengan visi dan  tujuan politik seseorang, yang terbagi dalam tiga kelompok target yaitu :

  1. Kelompok Oposisi
  2. Kelompok Netral
  3. Kelompok Pendukung

Target gambaran merupakan bagaimanakah seorang kandidat, partai politik maupun organisasi terlihat seperti apa, dan ini terdiri dari tiga bagian yakni :

  1. Deskripsi posisi politik secara umum;
  2. Perspektif atau gambaran di masa depan, sampaikan 2-3 pesan penting yang menjadi masalah utama yang terjadi di masyarakat;
  3. Kompetensi, kemampuan, dan kualifikasi.

Ini adalah pedoman bagi kegiatan public relation (humas/hubungan masyarakat).

Setelah semua kelompok mempresntasikan visi, misi, action plan, kelompok sasaran, dan target gambaran masing-masing, dilanjutkan dengan tugas pada sesi terakhir yaitu memberikan rekomendasi bagi LSM (NGOs) dan masyarakat sipil protagonist dengan hasil diskusi kelompok seperti dalam dokumentasi berikut:

Rekomendasi untuk kelompok masyarakat sipil
Rekomendasi untuk kelompok masyarakat sipil © FNF Indonesia
Rekomendasi Kegiatan
Rekomendasi Kegiatan © FNF Indonesia

*Artikel ini adalah tulisan dari delegasi IAF asal Indonesia, Adriyanti Wiing Kartikasari yang bekerja Correctional Officer, Security and Inmates Rehabilitation of Tegal Local Office of Ministry of Law and Human Rights.