DE

Perubahan Iklim
Hadapi Krisis Lingkungan Perlu Peran Aktif Milenial

Diskusi Daring, Jakarta, 07 Juli 2020
Webinar ngopi lestari
NGOPI LESTARI with Environment Institute, on screen: Dr. Mahawan Karuniasa © FNF Indonesia, Environment Institute

Baru beberapa hari yang lalu, di akhir bulan Juni, suhu lingkar Arktik mencapai suhu 38 derajad Celcius, jauh lebih tinggi dari suhu rata-rata normalnya selama 30 tahun terakhir yaitu sekitar 10-12 derajad Celcius.

Kondisi ini membuktikan pemanasan global terus terjadi, dan generasi milenial akan menerima akumulasi dampaknya pada masa depan.

Milenial perlu menyadari hal ini, dan perlu lebih aktif untuk turut dalam aksi menghadapi krisis lingkungan saat ini.

“Generasi muda atau kelompok milenial perlu sadar atas hak untuk memperoleh lingkungan yang lestari termasuk di masa datang.”

“Hak ini jelas dijamin Undang-Undang Dasar 1945 dan menjadi mandat kepada semua komponen bangsa untuk menjaga lingkungan.”

Namun sebaliknya, selain sadar atas hak, kaum milenial juga perlu memahami peran dan kewajiban untuk turut dalam melestarikan lingkungan hidup

Mahawan Karuniasa
Dr. Mahawan Karuniasa, Environment Institute

Sementara Jonathan dari FNF dalam kata sambutanya mengatakan kegiatan ini juga bentuk pembelajaran bagi kaum muda dalam menyampaikan aspirasi pelestarian lingkungan yang konstruktif.

Diskusi interaktif “Ngopi” merupakan kegiatan yang menyasar para kaum milenial untuk menyuarakan pemikirannya maupun berbagi pengalaman aksi-aksi pelestarian lingkungan.

Para pembicara muda yang hadir yaitu Maghfiroh dari Radesa Institute, Putri dari Climate Institute, dan Sofia dari Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik, dengan moderator Billy Ariez dari Environment Institute.

Pendapat tersebut disampaikan Mahawan Karuniasa, pendiri dan Direktur Environment Institute, pada diskusi interaktif Ngobrol Aspirasi Lestari (Ngopi) yang diselenggarakan dalam jaringan oleh Environment Institute dengan dukungan dari Friedrich Naumann Foundation (FNF), Climate Institute, dan Radesa Institute pada Selasa (7/7/2020).

Menurutnya, dampak kerusakan lingkungan, termasuk pemanasan global dan perubahan iklim umumnya tidak langsung datang, namun baru muncul beberapa tahun kemudian.

Bencana banjir dan longsor yang terjadi saat ini antara lain sebagai akibat kerusakan lingkungan yang terjadi di waktu yang lalu, seperti banjir besar khususnya di Jabodetabek yang terjadi pada tanggal 1 Januari 2020 bukanlah datang tiba-tiba, namun akumulasi dari kondisi ekologis dan meningkatnya cuaca ekstrim.

 

Note: Tulisan ini pertama kali dimuat di TROPIS.CO, Media Ekonomi dan Lingkungan pada Selasa, 7 Juli 2020 dengan Judul "Hadapi Krisis Lingkungan Perlu Peran Aktif Milenial". Tautan berita: https://tropis.co/hadapi-krisis-lingkungan-perlu-peran-aktif-milenial/